TRON : Legacy

Hampir seumur hidupnya, Sam Flynn (Garrett Hedlund) tak pernah bertemu ayahnya. Dua puluh tahun yang lalu, Kevin Flynn (Jeff Bridges), ayah Sam tiba-tiba menghilang tanpa bekas...

Assasin's Creed : Brotherhood

Developer yang bermarkas di Prancis ini telah mengonfirmasikan keberadaan Assassin's Creed: Brotherhood, sebuah game petualangan terbaru yang dibuat berdasarkan franchise Assassin's Creed....

The Green Hornet

Britt Reid (Seth Rogen) mungkin tak mengira bakal mewarisi sebuah tanggung jawab yang sangat berat dari mendiang ayahnya. Saat ayahnya meninggal...

Prince Of Persia : The Forgotten Sand

Pince of Persia kembali ke dalam bentuk game setelah beberapa bulan lalu muncul di layar lebar. Game yang kali ini bertajuk Prince of Persia: The Forgotten Sands kaya dengan...

DELL's Laptop - Alien Ware

Walaupun tak bisa dibilang nyaman untuk dibawa ke mana-mana, namun laptop gaming dengan layar 17 inci ini...

17 Maret 2011

Posted by Haryo S.H.S. On 22.50 0 komentar

DELL's Laptop - Alien Ware

   Walaupun tak bisa dibilang nyaman untuk dibawa ke mana-mana, namun laptop gaming dengan layar 17 inci ini punya spesifikasi yang bakal memanjakan para pecandu game. Apa saja keunggulan produk keluaran Alienware ini?







   Prosesor dipercayakan pada Intel Core2 Duo (6MB Cache, 800MHz FSB) yang didukung dengan RAM DDR2 dengan kapasitas hingga 4GB. Sementara untuk membuat tampilan di layar Wide Screen WUXGA 17 incinya yang mampu menampilkan resolusi hingga 1920 x 1200 pixel jadi lebih indah, Alienware memasang kartu grafis NVIDIA GeForce 8700M GT dengan kapasitas memory 512MB. Perlu juga dicatat bahwa layar LCD yang digunakan laptop ini sudah dilengkapi dengan teknologi clearview yang membuat tampilan jadi lebih jernih namun tetap nyaman di mata.


  
   Media simpan yang dipilih Alienware kali ini adalah hard disk SATA 320GB dengan kecepatan putar 5.400 rpm. Bila tak puas, Anda masih bisa upgrade kapasitas ini hingga dua kali lipatnya. Sayangnya, Area 51 m17x ini hanya memasang CD-RW/DVD±RW saja dan bukannya Blu-ray ROM.
 Perangkat standar laptop seperti Bluetooth, Ethernet, webcam, dan speaker juga pasti sudah ada pada laptop ini. Sebagai tambahan, laptop berdimensi 53 X 409 X 292 mm seberat 4,7 kg ini juga menyediakan konektifitas port USB, FireWire, dan 7 in 1 Memory Card Reader.
Kabarnya, Alienware melepas Area 51 m17x dengan harga mulai US$2.199 atau sekitar Rp.20.000.000.

Posted by Haryo S.H.S. On 22.43 0 komentar

Splinter Cell - Conviction

  Splinter Cell: Conviction, merupakan seri terbaru dari sederet kisah Splinter Cell. Tak ubahnya dengan versi terdahulu, game ini juga masih menampilkan sosok tangguh sang agen rahasia Sam Fisher.

Namun bedanya jika dulu Fisher dilengkapi dengan peralatan yang serba canggih, pada game ini ia malah tampil dengan sangat sederhana. Bahkan tanpa mengenakan Night Vision atau pun pakaian militer yang kerap digunakan sebelumnya.
Jika demikian, apa yang membuat game ini bertambah keren?

Penyegaran dengan Sistem Grafis Baru

Splinter Cell, memang kerap menghadirkan kualitas grafis yang menawan tidak terkecuali untuk Conviction. Setiap detail karakter sangat terlihat baik, terlebih lagi animasi yang disertakan.

Meski masih berbasis Unreal Engine, namun sosok Sam Fisher sangat jelas sekali berbeda. Sebagai contoh, kini rambut sang jagoan dapat berkibas ketika dihembuskan angin. Efek ini tentunya memberikan kesan seperti di film ketika memainkan game ini.

Itu hanya salah satu contoh kecil, animasi yang ditanamkan oleh Ubisoft Montreal pun terbilang amat ciamik. Modus menginterogasi musuh kini lebih bervariatif. Meski terkesan sadis dan brutal, namun tidak dapat dipungkiri jika gerakan karakter dalam game ini terlihat begitu alami.

Jika masih menggunakan Unreal Engine, maka apa yang baru dalam sistem grafis Conviction? Hal yang baru didapat dalam game ini adalah informasi misi yang tertera di mana-mana.

Baik informasi misi, ataupun sebuah keterangan benda, dapat dijumpai dengan tulisan berkilau yang mengapung pada masing-masing benda. Memang terlihat lebih lucu dan terlalu kartun, tapi hal tersebut justru memiliki nilai artistik tersendiri.

Beberapa Sistem Permainan Baru

Selain tampilan grafis yang baru, Conviction juga memiliki beberapa sistem permainan yang baru. Misalnya Mark & Execute, fitur ini memungkinkan gamer untuk menandai musuh dan menjatuhkan mereka seketika secara bersamaan.

Fitur ini akan sangat berguna ketika menghadapi musuh dengan jumlah yang besar. Namun perlu diketahui, ada 'syarat' sebelum gamer bisa menikmati fitur ini.

Lalu ada elemen Last Known Position yang akan menandakan tempat dimana pemain terakhir kali terlihat oleh musuh. Karena game ini berbasis Stealth action, maka membunuh lawan secara diam-diam akan lebih baik dibandingkan perang 'terbuka'.

Selain itu masih banyak fitur baru lainnya seperti, bergabung dengan keramaian untuk bersembunyi, gaya menginterogasi yang lebih 'hidup', dan dapat berinteraksi dengan lingkungan. Dengan beragam fitur baru yang dimilikinya, memainkan game ini seakan sedang menyaksikan film trilogy Bourne. Keberadaan fitur Multiplayer dan Co-op juga menjadikan Conviction berbeda sekali dengan versi terdahulu.


Lebih Banyak Aksi Tanpa Gadget Canggih

Dalam seri sebelumnya sang jagoan kerap ditemani oleh banyak perangkat canggih, namun tidak untuk kali ini. Fisher akan berjuang untuk mendapatkan puterinya kembali tanpa dibantu dengan berbagai perangkat unik ala Splinter Cell.

Begitu pun beragam aksi yang tergolong 'terbuka' dari biasanya. Pada sederet Splinter Cell terdahulu, beberapa misi mewajibkan pemain untuk menyelesaikannya tanpa terdeteksi bala tentara musuh, namun kini tidak lagi.

Justru dalam Conviction, membunuh musuh secara blak-blakan tidak akan menggugurkan misi. Nah, hal inilah yang dirasa menghilangkan ciri khas dari Splinter Cell. Dengan memboyong segudang perubahan baru, membuat game ini memang menjadi santapan wajib para penggila seri Splinter Cell. Terlebih lagi beberapa karakter dalam game ini masih terkait cerita dengan versi terdahulu.

Meski elemen Stealth yang amat dikagumi gamer di Splinter Cell harus sedikit berkurang, namun aksi Fisher tetap terlihat keren dalam Conviction.

Trailer : Splinter Cell - Conviction

Posted by Haryo S.H.S. On 22.02 0 komentar

Prince Of Persia : The Forgotten Sands

   Pince of Persia kembali ke dalam bentuk game setelah beberapa bulan lalu muncul di layar lebar. Game yang kali ini bertajuk Prince of Persia: The Forgotten Sands kaya dengan aksi aksi akrobatik yang indah, membuat game ini cukup menghibur untuk dimainkan.
The Forgotten Sands, bisa dibilang merupakan perpaduan kisah dalam game The Sands of Time dan The Two Thrones. Hanya saja game ini memiliki tempat dan tampilan grafis sama seperti versi filmnya. Kelakuan sang pangeran dalam game ini pun tak ubahnya seperti di film.

Pemain akan memerankan Pangeran yang merupakan sosok pria ceroboh, namun tangkas ketika sedang berhadapan dengan musuh. Dalam game ini pun sang Pangeran masih diperlakukan suka diolok-olok oleh kakaknya, Malik.

Serupa Tapi Tak Sama dengan Versi Film

Ubisoft sepertinya sengaja merilis The Forgotten Sands sesaat setelah filmnya banyak diputar di layar lebar. Agaknya ini termasuk salah satu strategi Ubisoft untuk mendompleng kesuksesan yang diraih film Prince of Persia.

Meski terkesan sama, namun kisah dalam The Forgotten Sands sama sekali tidak berhubungan dengan versi layar lebarnya.

Awal permainan, gamer akan disajikan sebuah pertempuran besar yang dipimpin oleh Malik. Beragam adegan pun mulai dilakoni pemain sembari mengikuti tutorial yang diberikan. Dari mulai bertarung, melompat, hingga melakukan gerakan kombinasi yang mematikan.

Bicara mengenai gerakan, pemain akan menjumpai beragam gerakan yang sama dengan versi filmnya. Entah itu berlari di dinding (Wall run) ataupun melompat indah ke berbagai lokasi. Tidak hanya itu, dalam The Forgotten Sands gamer juga menjumpai tampilan bangunan yang tidak berbeda dengan versi filmnya. Hanya saja jangan pernah mengharapkan kehadiran putri cantik dalam game The Forgotten Sands.

Kemiripan lainnya adalah dengan hadirnya fitur pemutar waktu. Dalam game ini pemain juga dapat mengulang setiap kejadian yang diinginkan, hanya saja untuk melakukan gamer harus mencapai level tertentu dan hanya dapat dilakukan sebanyak 5 kali.

Grafis dan Sound Kurang Mantab..

Penampilan deyang pangeran tentunya akan lebih baik jika dibarengi dengan kualitas grafis serta tatanan suara yang mantap. Namun sayang, hal tersebut tidak didapat dalam The Forgotten Sands.

Meski memiliki beragam animasi ciamik, kualitas warna yang baik, serta didukung cutscene yang memukau, namun secara keseluruhan engine Jade yang digunakan dalam game ini kurang membuat tiap karakter atau pun bangunan terlihat lebih 'hidup'.

Tatanan suaranya pun bernasib sama. Meski ini bukanlah kali pertama seri Prince of Persia memiliki sound yang kurang mumpuni, namun setidaknya pada seri terdahulu gamer banyak dihibur dengan dialog yang dilontarkan sang pangeran. But, hey.. hal tersebut benar-benar absen dalam The Forgotten Sands!

Walau demikian, memainkan The Forgotten Sands masih cukup menyenangkan. Terlebih dengan dihadirkannya beberapa gerakan akrobatik yang menghibur. Sistem perkelahiannya juga terbilang baik, meski tak dipungkiri jika Artificial intelligence (AI) para musuh terlihat bodoh.

 Trailer : Prince Of Persia - The Forgotten Sands

16 Maret 2011

Posted by Haryo S.H.S. On 23.52 0 komentar


Assasin's Creed : Brotherhood

Kabar gembira buat pecinta game Assassin's Creed. Ubisoft, resmi merilis Assassin's Creed : Brotherhood musim panas ini.

Developer yang bermarkas di  Prancis ini   telah mengonfirmasikan keberadaan Assassin's Creed: Brotherhood, sebuah game petualangan terbaru yang dibuat berdasarkan franchise Assassin's Creed.
Untuk mode single-player, game ini membutuhkan kurang lebih 15 jam untuk menamatkannya. Selain itu, game ini juga akan memiliki mode multiplayer terbaru yang makin memanjakan para fansnya.

Brotherhood, merupakan game ekspansi dari Assassin's Creed 2, namun game ini berdiri sendiri sebagai sebuah game utuh. Dan sewajarnya game ekspansi, maka sang tokoh utama yang menghiasi game ini masih tetap dengan tokoh utama dari game induknya, yaitu Ezio. Ya, Ezio kembali ke kota Roma dan melanjutkan petualangannya.

Assassin's Creed akan dirilis pada musim panas tahun ini untuk konsol next-gen Xbox 360, PlayStation 3 dan PC. Buat kamu yang memiliki PC dan sudah mampu memainkan Assassin's Creed 2, tak perlu meng-upgrade komputermu lagi, karena spesifikasi yang diminta oleh Brotherhood masih sama dengan Assassin's Creed 2.
 
Trailer Assasin Creed : Brotherhood
 

14 Maret 2011

Posted by Haryo S.H.S. On 03.26 0 komentar

The Green Hornet : Saat Keadilan Harus Di Tegakkan

     Britt Reid (Seth Rogen) mungkin tak mengira bakal mewarisi sebuah tanggung jawab yang sangat berat dari mendiang ayahnya. Saat ayahnya meninggal, Britt menjadi pewaris perusahaan milik ayahnya yang bergerak di bidang pemberitaan. Sayangnya takdir mengatakan lain. Britt ditakdirkan menjadi seorang pembela kebenaran bernama Green Hornet.
Petualangan Britt berawal ketika ia berkenalan dengan Kato (Jay Chou), salah seorang karyawan mendiang ayahnya yang punya minat unik. Kato punya hobi membuat senjata ampuh yang nantinya bakal menjadi senjata duo Green Hornet dan Kato. Dengan berbekal senjata-senjata ini Green Hornet dan Kato memerangi ketidakadilan yang terjadi di sekitar mereka.
Dalam waktu singkat, dua pembasmi kejahatan ini jadi pembicaraan di mana-mana. Para penjahat gentar mendengar nama mereka sementara pihak kepolisian merasa 'terganggu' dengan munculnya dua orang bertopeng yang seolah mempermalukan mereka sebagai penegak hukum. Tugas membasmi kejahatan ini juga yang mempertemukan Green Hornet dan Kato dengan Benjamin Chudnofsky (Christoph Waltz), raja dunia kejahatan yang ternyata sedang merancang skenario untuk menghabisi duo ini selamanya.


Review
Green Hornet memang bukan superhero kelas A seperti Batman, Superman, Spider-Man dan sebangsanya. Kisah Green Hornet pertama kali muncul sebagai acara radio di tahun 1930-an dan selanjutnya kisah ini sempat berganti wujud menjadi serial televisi sampai akhirnya menjadi film layar lebar seperti sekarang ini.
Mengangkat superhero kelas B saja sudah berisiko apalagi kalau dalam eksekusinya sampai salah dan sepertinya nasib itulah yang menimpa THE GREEN HORNET ini. Kesalahan pertama adalah menjadikan Seth Rogen sebagai pemeran utama. Selama ini Seth lebih sering beraksi di film komedi dan sepertinya memerankan Britt Reid kali ini adalah sebuah tantangan yang sangat berat buat Seth. Parahnya lagi, Michel Gondry, sang sutradara sepertinya tak bisa membimbing para pemerannya.
Gondry sepertinya juga bukan pilihan ideal untuk menyutradarai film seperti ini. Gondry lebih sering menggarap film drama dan selama ini ia lebih dikenal lewat visualisasinya yang memang artistik. Jadinya, tak satu pun karakter yang terasa benar-benar utuh sementara chemistry antara Britt dan Kato pun tak terbentuk dengan baik. Malahan karakter Lenore Case yang diperankan Cameron Diaz, Christoph Waltz yang sempat bermain cemerlang di INGLOURIOUS BASTERDS jadi terlihat biasa-biasa saja. pun tak jelas fungsinya di dalam alur kisah dan buruknya lagi, 

Jenis Film     : Comedy
Produser       : Neal H. Moritz
Produksi       : Columbia Pictures
Rating LSF   : Dewasa (adult)
Durasi           : 119 menit

Pemain :
-- Seth Rogen
-- Jay Chou
-- Christoph Waltz
-- Cameron Diaz
-- Tom Wilkinson
-- Edward James Olmos
-- Edward Furlong
Sutradara :
-- Michel Gondry
Penulis :
-- Seth Rogen
-- Evan Goldberg 

Mau download??  :

Download film The Green Hornet klik di sini
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 |
Download Subtitle Indonesia (Menyusul)
Bagi para pengunjung klik di sini cara menggabungkan file ekstensi .001 dan .002

13 Maret 2011

Posted by Haryo S.H.S. On 08.21 0 komentar

TRON - LEGACY : Terjebak Di Dunia Virtual

     Hampir seumur hidupnya, Sam Flynn (Garrett Hedlund) tak pernah bertemu ayahnya. Dua puluh tahun yang lalu, Kevin Flynn (Jeff Bridges), ayah Sam tiba-tiba menghilang tanpa bekas. Terobsesi menemukan ayahnya yang hilang, Sam pun menghabiskan seumur hidupnya mempelajari komputer dan teknologi dunia virtual.
Suatu ketika, Sam diminta oleh Alan Bradley (Bruce Boxleitner)untuk menyelidiki sinyal aneh yang datang dari video game buatan ayah Sam. Saat menyelidiki sinyal aneh inilah Sam tiba-tiba tersedot ke dunia virtual. Sam tersedot masuk ke dalam dunia yang seharusnya hanya ada dalam video game. Untungnya ada Quorra (Olivia Wilde) yang lantas membantu Sam mencari ayahnya yang selama ini hilang.
Tanpa sepengetahuan Sam, Kevin ternyata terjebak di dunia virtual di mana ia harus bertarung layaknya para gladiator di jaman Romawi kuno. Seiring berjalannya waktu, Kevin pun makin tua dan tak bisa selamanya bertahan di dunia yang sangat keras ini. Bila Sam terlambat datang menyelamatkan sang ayah, bisa jadi ayah-anak ini tak akan lagi bisa bertemu selamanya.

Review
Hampir tiga dasawarsa sudah sejak publik dijejali impian tentang masa depan lewat film bertajuk TRON. Kini, setelah tak ada lagi yang berharap film itu dibuatkan sekuel, tiba-tiba saja muncul TRON: LEGACY yang jelas-jelas jadi kelanjutan dari film yang dirilis tahun 1982 itu. Menarik memang karena film ini seolah jadi 'revisi' dari versi pertama yang memang masih minim dalam hal visual effect.
Mungkin karena berangkat dari ide yang sama pula lantas muncul kesan kalau TRON: LEGACY ini hanya mengumbar teknologi visual effect. Tak bisa disalahkan memang karena film ini memang dibuat sebagai sarana hiburan. Dunia virtual video game yang ada dalam film ini memang terlihat meyakinkan meskipun kita sadar kalau itu hanya tipuan mata. Dari sekian banyak efek, bisa jadi yang paling menarik memang adalah proses pembuatan clone dari Jeff Bridges yang terlihat masih sangat muda.
Terlepas dari sisi visual, sebenarnya TRON: LEGACY ini tak menjanjikan apa-apa. Kisah tentang masa depan, dunia virtual, dan lain sebagainya sudah berkali-kali ditawarkan Hollywood dan sepertinya yang ini juga bukan sesuatu yang benar-benar baru. Alur kisah yang ditawarkan pun kurang menggigit dan seolah hanya ada untuk merangkai sekian banyak sajian visual yang memang memukau. Untungnya, akting Jeff Bridges masih sedikit menyelamatkan film ini.
Terlepas dari kekurangan itu, TRON: LEGACY masih cukup menghibur. Sepertinya memang itulah tujuan dibuatnya film ini. TRON: LEGACY dibuat untuk menghibur penonton walaupun setelah itu tak banyak lagi yang tersisa di benak penonton.

Mau download?? :

Download TRON : LEGACY klik di sini :
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 |

Download Subtitle klik di sini
Untuk menggabungkan film menggabungkan dengan HJ-Split